Kamis, 26 Mei 2016

Ikhsan Ardiansyah





Judul Buku : GRAY
Penulis : Ikhsan Ardiansyah
Kategori : Novel
cetakan pertama, Agustus 2015
Penerbit :Penulis muda Publisher

Sinopsis
                Cinta memang aneh dan terkadang tidak masuk akal. Itulah yang tengah dialami oleh Ari Sandiago Revan, seorang pemuda yang terjebak cinta sesama jenis. Dia tidak bisa menggambarkan perasaannya sendiri terhadap sesama jenisnya. Berawal dari permasalahan di keluarganya, kebangkrutan usaha papanya yang membuat papanya sering sakit-sakitan. Sementara usaha butik mamanya kian berkembang. Keadaan kontras yang semacam itu justru membuat Ari tersiksa. Dia tidak tahan dengan pertengkaran kedua orangtuanya. Konflik yang terjadi di keluarganya dikarenakan kesibukan mamanya dalam mengurus usahanya sehingga melupakan tugasnya sebagai istri dan ibu rumahtangga dan memicu peretengkaran-pertengkaran orangtuanya. Hal ini menimbulkan kebencian pada mamanya. Kebencian terhadap mamanya kian membuncah ketika papanya meninggal.
Suatu ketika, saat Ari kabur dari rumahnya, dia bertemu dengan Samuel, laki-laki berwajah oriental yang telah mengubah hidupnya. Kebencian terhadap mamanya yang mengubah pandangannya terhadap perempuan serta kedekatannya dengan Samuel, kebaikan dan ketulusan Samuel, menumbuhkan rasa di hatinya dan memberikan warna kelabu pada cintanya. Aneh memang, seorang laki-laki jatuh hati pada laki-laki. Tapi seiring berjalannya waktu, dia mulai bosan dengan hubungan yang dijalaninya bersama Samuel. Dia menyadari ada kekeliruan dalam hubungannya dengan Samuel. Hingga perasaan yang dimiliki untuk Samuel berubah dengan adanya Marsya, perempuan yang diselamatkan ketika hendak bunuh diri di pantai. Pertemuan dengan Marsya, menimbulkan rasa di hatinya. Rasa yang membuatnya nyaman dan sadar bahwa rasa yang selama ini dirasakannya itu salah. Marsya, perempuan yang membuatnya jatuh cinta. Perempuan yang menyadarkan dia dan membuatnya bisa memahami apa itu mencinta dan dicinta. Lalu dia pergi meninggalkan kemewahan yang diberikan Samuel, pasangan jenisnya.
                Lalu dia memutuskan untuk menikahi Marsya dengan harapan dia bisa berubah dan lepas dari perasaannya terhadap Samuel. Dari pernikahan itu, justru menimbulkan konflik batinnya. Apakah dia mampu menjalani hidup dengan orang yang dicintai dengan kebohongan? Karena Marsya belum tahu bahwa dirinya sebenarnya seorang gay. Sementara Ari sendiri masih menyembunyikan statusnya pada Marsya. Dia juga tidak bisa melakukan tugasnya sebagai seorang suami terutama memberi nafkah batin istrinya. Hingga akhirnya dia terpaksa menceraikan Marsya meski itu keputusan yang sangat berat.
                Hatinya begitu terpukul ketika dia memutuskan menceraikan Marsya. Rasa sesal, sedih tidak terelakkan. Karena bingung, dia sempat pergi ke rumah Samuel, tapi dari situ dia menyadari bahwa dirinya bukan Ari yang dulu. Dia sudah berubah. Bahkan merasa jijik bila diajak berhubungan badan dengan Samuel padahal dulu dia begitu agresif.
Ari bingung hendak kemana. Setelah dari rumah Samuel, Ari pulang ke Blitar. Dia teringat akan mamanya. Dia sadar, mungkin apa yang telah dialaminya itu akibat dari perbuatannya sendiri karena terlalu membenci mamanya. Dia berniat untuk minta maaf kepada mamanya. Namun sayang, sesampai di rumah, sebelum dia meminta maaf, mamanya lebih dulu meninggal. Ari sangat menyesal. Apalagi papanya sudah meninggal lebih dulu. Kini mamanya. Yang paling dia sesalkan ternyata dia salah menilai mamanya.
Ari merasa berdosa sekali terhadap mamanya. Hatinya hancur. Kemudian dia memutuskan pergi sejauh-jauhnya sampai akhirnya dia tiba di sebuah pondok pesantren dan dia pingsan hingga kepalanya terbentur batu yang cukup keras yang membuatnya hilang ingatan.
Kondisi yang semacam itu justru mengubah perjalanan spiritualnya. Ari atau Sandiago menjadi pribadi yang agamis. Pertemuannya dengan Annisa, putri Pak Kyai pemilik pondok pesantren membuatnya jatuh hati. Ketika ingatannya kembali, Ari atau Sandiago semakin menyadari bahwa hubungannya yang dulu dijalani bersama Samuel itu salah besar bahkan dilaknat oleh Tuhan. Keadaan semacam itu semakin menguatkan imannya. Dia ingin berubah menjadi sosok laki-laki sejati dan dia tidak ingin kembali pada masa lalunya yang kelam. Perubahannya pun tidak sia-sia. Sosok perempuan berhijab yang bernama Annisa juga membantu menyadarkannya. Bahkan dia sempat jatuh cinta padanya. Sayang justru perasaannya tersebut membuatnya jadi dilema.
Di satu sisi, pemilik nama lengkap Ari Sandiago Revan ini mulai ada rasa pada Annisa namun disisi lain, dia ingin kembali pada cinta pertamanya yaitu Marsya. lalu dia memutuskan untuk mencari Marsya sampai ketemu.
Dalam pencarian cintanya tersebut, Ari mengalami banyak peristiwa yang mengejutkan. Ketika dia kembali pulang ke rumah orangtuanya, dia mendapat berita bahwa asset-aset keluarga yang dulu sempat diambil alih oleh rekan bisnis papanya, kembali menjadi milik keluarganya dan itu semua berkat usaha mamanya. Kini Ari tahu alasan mengapa selama ini mamanya bekerja keras siang dan malam hanya untuk mengembalikan kejayaan papanya.
Tidak hanya itu, Ari juga bertemu dengan seseorang di masalalunya yaitu Samuel. Namun kali ini, dia mendapati perubahan yang signifikan terhadap Samuel. Dia kembali menjadi sosok laki-laki sejati. Dia sudah bertaubat. Bahkan dia menjadi muallaf. Ari sangat senang sekali akan perubahan Samuel. Saat dia mendapat kabar dari Samuel bahwa dia akan segera menikah, semakin menyakinkan bahwa Samuel benar-benar sudah berubah. Rasa cinta yang dulu begitu besar terhadapnya seolah-olah lenyap begitu saja. Begitu sebaliknya. Ari juga tidak memiliki rasa apapun terhadap Samuel. Mereka pun kembali dekat. Akan tetapi kedekatan mereka bukan lagi seperti yang dulu melainkan sebatas persahabatan. Tidak lebih.
Kegemarannya menulis membawanya pada kesuksesan. Dia menjadi penulis terkenal. Bahkan buku novel perdananya masuk dalam kategori best seller hingga dilirik sutradara kenamaan asal ibukota.Melalui buku pula dia juga bertemu dengan orang yang sangat dicintainya yaitu Marsya. namun sayang, dia harus menelan kekecewaan. Marsya akan menikah dengan orang lain. Hatinya kembali hancur. Namun dia masih memendam keinginannya untuk bisa kembali pada Marsya.
Ketika Ari tahu bahwa yang menjadi calon suami Marsya yaitu Samuel, dia kembali menelan kekecewaannya. Pupus sudah harapannya untuk bisa bersama Marsya. akhirnya, diapun rela melepaskan Marsya demi Samuel karena dia tidak ingin menyakiti hati Samuel walaupun itu sangat sulit baginya.
Tidak hanya berhenti sampai disini saja, saat Samuel mempertemukan calon istrinya dengan Ari, Marsya cukup terkejut. Ternyata Ari adalah sahabat Samuel. Rahasia yang selama ini disembunyikan Ari akhirnya terkuak. Dia baru tahu bahwa Samuel dan Ari pernah memiliki hubungan spesial di masalalu. Meskipun begitu, Marsya masih mencintai Ari. Sebenarnya dia sudah tahu bahwa Ari dulunya seorang gay. Begitu pula dengan calon suaminya. Dia mengetahuinya dari buku diari yang ditulis oleh Ari dan pengakuan Samuel padanya.
Hubungan mereka pun semakin rumit. Samuel cinta pada Marsya, namun Marsya sebenarnya tidak mencintai Samuel. Dia hanya mencintai Ari. Sementara Ari, sudah mengikhlaskan Marsya. dia tidak ingin menghancurkan pernikahan mereka apapun yang terjadi.
Situasi menjadi sangat sulit manakala Samuel menyadari akan hubungan Ari dan Marsya. hal ini dia ketahui dari gelagat mereka berdua dan juga dia mendapat informasi dari Annisa bahwa mereka berdua sebenarnya saling mencintai. Dan akhirnya Samuel pun berencana menyatukan mereka berdua.
Ari dan Marsya pun menikah.
Cinta memang misteri. Cinta memang membuat seseorang lupa akan jati dirinya. Namun cinta yang sesungguhnya dapat mengubah cara pandang seseorang. Cinta tidak membedakan ras, suku, agama bahkan gendre.



Catatan:
Novel ini saya buat bukan bermaksud mendriskriminasi siapapun apalagi bagi mereka yang memiliki kelainan (maaf) seksualitas yang menyimpang. Melihat kenyataannya sekarang bahwa fenomena LGBT semakin marak, menginspirasi saya membuat novel ini.
Dewasa ini, hubungan semacam ini tak lagi menjadi sesuatu yang tabu melainkan sudah menjadi life style di kehidupan masyarat terutama di kota metropolitan. Sekali lagi, bukan bermaksud mendriskriminasi atau menghakimi, karena pada hakikatnya tiap individu punya hak asasi menentukan kehidupannya wlaupun bertentangan dengan norma-norma sosial dan agama.
Novel yang saya buat ini menarik untuk dibaca karena banyak pesan moral yang ingin saya sampaikan. Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasang karena ada maksud dan tujuannya. Semoga yang membaca novel ini bisa berpikir positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar